TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA *MAS GAGAH DAN BIDADARI TUA* Oleh Diah Ayu Hidayah Sore itu angin bertiup sempoyongan. Ia melambai bersama hujan yang amat deras di desa Damai. Di sudut lapangan sepak bola nampak rumah kecil yang masih berdinding bambu. Pintu dan jendelanya hanya dari bongkahan kayu, itu pun sudah sangat rapuh. Pintu dan jendela mereka akan menjerit ketika angin bertiup sedikit saja. Wajar saja, karena pemiliknya pun sudah tua. Mbok Karmi namanya. Ia tinggal bersama seorang cucu laki-laki yang diberi nama Rohman. Simbok menghabiskan sisa-sisa umurnya untuk mengurus cucu semata wayangnya itu. Sejak Rohman berumur 7 tahun orang tuanya pergi menghadap Tuhan lewat sebuah kecelakaan tragis di jalan Kedondong. “Cu…? Belum makan ya, Le ?” tanya Mbok Karmi mendekati Rohman. “Belum,Mbok. Nasinya habis.” jawab Rohman sembari menganyam bambu untuk dibuat keranjang. Simbok dengan langkah terkapah-kapah menuju dapur. Tangannya sangat tua, kulitnya lemir dan nampa...
Jika umurmu tak sepanjang dunia, maka sambunglah dengan tulisan..