Langsung ke konten utama

Jangan Takut Masuk LDK!

                                       Jangan Takut Masuk LDK !










Di sekitar kita terkadang kita jumpai orang yang takut memulai sesuatu dengan beragam alasannya. Dari mulai yang simpel hingga yang kompleks. Idealnya sebuah alasan memang dibutuhkan sebagai bukti-bukti penguat agar kita dapat menentukan pilihan dengan baik. Tapi, terkadang alasan-alasan tersebut lahir dari sudut pandang yang negatif sehingga terbentuklah berbagai alasan yang justru membuat hal positif yang akan kita lakukan mengalami status “pending” atau bahkan “canceled”
“Jangan pernah ragu dalam hal kebaikan”
Lembaga dakwah kampus (LDK) adalah satu diantara banyak hal di dunia kampus yang Insha Allah mendekatkan individu di sekitarnya ke arah yang diridhoi Allah. Tetapi kadangkala muncul beberapa hal menggelayuti pikiran kita terkadang ketika ingin masuk LDK. Setidaknya hal itu juga yang muncul dari pengalaman saya dahulu kala.
Ngapain sih takut?

Hal yang pertama berpotensi jadi pemicu keraguan adalah status. Status masuk LDK akan otomatis menjadikan kita ADK alias aktivis dakwah kampus. Cieee namanya keren bukan? Emang keren kok. Ga hanya di mata manusia lho, tapi di mata Allah juga. Saking kerennya terkadang kita bahkan merasa status ini bisa jadi sesuatu yang bisa kita banggakan.

Coba pas ditanya orang tuamu, “Nak kamu ikutan apa aja disana selain kuliah” dan kamu jawabnya, “ikutan lembaga dakwah kampus Bu”. Kira-kira apa yang Ibu kamu rasakan? Bangga? Bahagia? Kagum? Dilarang senyum-senyum GR ya bagi yang terlanjur jadi ADK ^_^.

Yeah, mungkin tak sedikit orang tua yang akan kagum dengan hal tersebut. Demikian pula beberapa orang temanmu nanti yang akan melihatmu dengan jaket identitas LDK yang kau pakai. Dari mulai teman nongkrong, teman belajar, teman sekosan, teman ngupil *oops, hingga teman ngapain aja, siapapun boleh jadi akan melihatmu berbeda dengan status itu.

Trus apa yang jadi masalah?

Pertama, dengan perubahan status itu apakah ada perubahan tertentu pada diri kita dan sekitar kita? Kebanyakan yang bikin risih adalah ketika perubahan itu membuat orang akan memberi atensi lebih terhadap kekurangan kita atau kesalahan yang kita perbuat.

“Eh masa aktivis dakwah begini, begitu, bla bla bla”, salah satu sindiran yang mungkin akan kita jumpai.
Kita ngapain dikit aja, status juga dibawa-bawa. Alhasil ngerasanya nggak bebas, terbebani, terkekang. Iya nggak?

Tapi jangan takut kawan, mungkin memang banyak anggapan awam bahwa LDK adalah kumpulan orang suci yang sempurna dalam segalanya. Padahal, tidak akan pernah ada manusia yang sempurna kecuali yang ditakdirkan Allah ada pada diri seorang Muhammad khan ya :D .

Dan nyatanya, LDK bukan kumpulan orang-orang yang terbaik, karena LDK adalah kumpulan orang berusaha menjadi lebih baik. Lebih baik dari tahun lalu, lebih baik dari kemarin dan lebih baik dari hari ini.

Jadi ngga ada alasan ngerasa ngga perfectlah, ngga panteslah, ngga matchinglah buat masuk LDK dan jadi ADK cuy. No reason, that’s it.

Mau mantesin diri dulu? Sampai kapan sob? Kita bahkan tidak tahu kapan masih diberikan kesempatan yang sama. Setiap detik-detik yang kita lalui, tidak pernah ada 0 persen peluang kita terhindar dari maut. Belum juga berbagai nikmat seperti kesehatan, waktu luang, dan bahkan nikmat iman, naudzubillah jika kehilangan yang satu ini, yang Alhamdulillah hingga saat ini bisa kita rasakan.

Ga usah nunggu suatu hari nanti, kalau sekarang bisa kenapa nggak?.

Coba tengok, apakah setelah menjadi ADK ibadah kita makin rajin, apakah sikap dan tingkah laku kita makin terjaga, apakah kita lebih berhati-hati dari perbuatan yang mungkin akan berbuah dosa, dan hal lainnya yang positif. Jika semua hal itu memang terjadi, disinilah yang harus kita takutkan kawan. Kita beribadah karena status sebagai ADK atau ketika berbuat baik karena jaket LDK yang kita pakai, dan itu terus menerus hingga kita lupa untuk melakukannya karena Allah.

Lagian bukan tugas aktivis dakwah atau ulama aja untuk berdakwah, namun semua muslim juga  khan
Mungkin di awal kita tertarik mendalami agama, berbuat baik dan bertingkah laku islami lainnya terkesan “dipaksa” karena tuntutan aktivitas LDK, namun Insha Allah dengan keikhlasan dan ketulusan akan ada taste yang berbeda nantinya. Allah ngga akan pernah menjauh ketika ada umatnya yang mendekat bukan?

Lagian masalahnya memang bukan perubahan status itu sih, ataupun sikap orang lain ketika menyikapinya. Namun masalahnya ada pada diri kita menghadapi perubahan status itu dan sikap orang lain ketika menyikapinya. So, ngapain ngeracunin pikiran ama hal-hal parno tentang LDK.  

Inget sob, hidayah itu ngga dateng sendiri. Kita musti cari, kalaupun ada di depan kita n kita diemin aja ya sama aja boong, cupslah.

Yuk bareng-bareng menjadi lebih baik lagi.
Don’t say to yourself, “I wish I was a better muslim”. No. Become it. Do it ! (Aneesah for IslamoGraphic.com)


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”, (QS Ar Ra’du : 11)

Larilah hanya menujuNya.
Meloncatlah hanya ke haribaanNya.
Walau duri merentas kaki.
Walau kerikil mencacah telapak.
Sampai engkau lelah.
Sampai engkau payah.
Sampai keringat dan darah tumpah.
Maka kekhusyu’an akan datang padamu ketika engkau beristirahat dalam shalat.
Saat kau rasakan puncak kelemahan diri di hadapan Yang Maha Kuat.
Lalu kau pun pasrah, berserah.
Saat itulah, engkau mungkin melihatNya, dan Dia PASTI melihatmu!
                                           (Jalan Cinta Para Pejuang - Salim A. Fillah)


http://raffachronicle.blogspot.co.id/2012/06/jangan-takut-masuk-ldk.html
                                                                                                                                                                                      
                                                              
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih males-malesan liqo'??? Baca nih! "Urgensi Tarbiyah"

TARBIYAH ISLAMIYAH Adakah yang tahu tarbiyah itu apaa???? Kalo lum tahu, coba kita ulas “sedikit” tentang tarbiyah ini……. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi ada tiga akar kata untuk tarbiyah. Rabaa-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga dan memperhatikan. Bagi gerakan yang didirikan Hasan Al Banna, tarbiyah memiliki sedikitnya tiga makna. Ia berakar dari kata Rabaa, Yarbuu, tumbuh. Tarbiyah menumbuhkan seseorang dari kekanakan ruh, kekanakan akal, dan kekanankan jasad menuju kematangan dan kedewasaan. Rabiya, Yurbii, berkembang. Tarbiyah mengembangkan manusia muslim dalam kemampuan-kemampuan yang dibutuhkannya menjalani kehidupan. Yaitu sebagai abdullah dan khalifah. Rabba, Yarubbu, memberdayakan. Ia yang telah tumbuh dan berkembang, harus diarahkan untuk berdaya guna. Kita telah menjadi mutarabbi, memiliki murabbi, halaqah, jadwal l...

contoh makalah TIK tentang e-mail

TUGAS MAKALAH TIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN TARBIYAH DI SUSUN OLEH 1.        DIAH AYU HIDAYAH (1501070037) 2.        DIKI KURNIAWAN (1501070242) 3.      ABDURAHMAN IBRAHIM (1501070143 4.      BUNGA DWI PUSPITA SARI (1501070031) 5.      KHOIRUL MUNAWAROH (1501070262)      Kata Pengantar Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan rahmat yang diberikannya sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya demi memenuhi mata kuliah TIK. Shalawat  serta  salam  selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad Rasulullah SAW.  Yang selalu kita nanti nantikan syafaat nya di yaumil akhir kelak. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak ...

Adab pergaulan ikhwan-akhwat

Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat Akhir-akhir ini terkadang dalam pergaulan antara akhwat dan ikhwan mulai terjadi pelanggaran-pelanggaran batas-batas pergaulan. Misalnya seorang ikhwan yang berbicara sangat dekat dengan seorang akhwat, atau dua aktivis rohis yang belainan jenis kelamin sering berjalan berduaan sehingga tampak seperti orang pacaran dan bahkan ada yang mengira mereka pasangan suami istri. Hal ini tentu meresahkan kerena selain dapat merusak kinerja dakwah bahkan dapat timbul fitnah seperti di atas. Pelanggaran batas-batas pergaulan ini biasanya disebabkan karena hal-hal di bawah ini: 1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan dan akhwat. 2. Sudah mengetahui namun belum memahami. 3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan. 4. Sudah mengetahui dan memahami namun tergelincir karena lalai. Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan dengan jilbab lebar warna-warni atau dengan janggut...