Langsung ke konten utama

Haha Hihi













Oleh Diah Ayu Hidayah

Menjadi mahasiswa idealis, perfeksionis adalah keinginan terbesar bagi sebagian mahasiswa. Tak jarang hal ini justeru bertentangan dengan cara-cara untuk meraih gelar tersebut.  Meski tak selamanya semua mahasiswa itu sama. Kau tahu? Banyak sekali aku jumpai mahasiswa-mahasiswa di kampusku yang  ingin sekali merebut perhatian dari Sang dosen demi nilai,  demi biar namanya dikenal, demi keliatan sibuk, dan demi teman-teman wkwk. Salah satu cara paling klasik dan cukup jitu untuk menggaet seluruh perhatian dosen ke kita adalah dengan menjadi perangkat kelas.  Sekretaris, Bendahara, mau pun Ketua kelas. Porsi keberuntungan terbesar menurutku adalah ketika kamu menjadi ketua kelas, bayangkan betapa sering kamu akan dipanggil dosen? Ngumpulin tugas temen-temen, nyari ruangan kelas tambahan, ngabarin ke temen-temen kalo dosen tersebut berhalangan hadir, belum lagi kamu akan sering dimintai tolong untuk menjadi panitia-panitia di acara yang dosen-dosen adakan, buka bersama misalnya atau seminar-seminar. Wuuiiizzz…!
            Aku adalah salah satunya. Mahasiswa semester 4  Tadris Bahasa Inggris Universitas Kehidupan. Lugu, murah senyum dan lumayan cantik, begitu katanya. Selain aktif di kelas, aku juga aktif di beberapa organisasi kampus seperti LDK, JSEC,dan juga FLP. Kemampuan berbahasa Inggrisku standar seperti mahasiswa kebanyakan, namun orang bilang aku menyimpan berjuta kejutan-kejutan. Hahaha..

****
Pukul 19.45 WIB.
I promise anytime you call me….” Smartphoneku berdering. Setidaknya seminggu sekali aku mengganti nada dering panggilan sesuai dengan lagu-lagu kesukaan saat itu. Kali ini aku sedang menyukai lagu dari Harris J, I Promise.
“Assalamualaikum..” ucapnya lewat telephone.
“Wassalam..dengan siapa ya?”  suaranya aku tidak mengenali.
“Ini Dinar kan?” tanyanya santun. Aku sembari menebak-nebak suara siapa ini.
“Iya, ini siapa?” Aku mengeryitkan dahi.
“Nama lengkapnya Dinar Santika? Anak kelas A?”
“Iya, langsung aja ini siapa? Nggak usah belibet!” jawabku ketus sambil melirik tumpukkan tugas yang terjeda karena orang ini.
“Oh…ini aku, awalnya huruf T. Tahu kan siapa?”
“T..?? Di kelasku ngga ada nama depannya T. Oh salah sambung kali, Mas.”
“Ah, masa ngga tau si, Din! Coba diinget-inget!”
“Nggak inget, sambung SMS aja ya kalo penting. Tugas banyak ini!” jawabku pasrah.
“Oh tugas lagi banyak ya? Namanya juga mahasiswa. Saya dulu juga gitu waktu jadi mahasiswa.” Aku terperangah mendengar pernyataannya. Aku menggigit jari,khawatir kalau ternyata ini orang penting.
“Maksudmu?”
“Subhanallah Dinar..Dinar.. ! Ini T, Teguh. Mr. Teguh.” Aku kelabakan. Rasanya ingin lari.
“Sumpah, bodol banget kamu, Din!” Aku mendesis malu stadium akhir. Mr. Teguh??? Dosen Pengembangan Kurikulumku. Malam itu aku sempurna malu padanya. Sebenarnya, aku tak seberapa kenal dengan beliau. Pun, aku rasa beliau juga tidak paham dengan wajahku. Ya iyalah..bukan ketua kelas geh khahaha :D
“Astaghfirullah, Mr. Maaf Mr. , Saya kira temen Saya yang lagi iseng Mr. Maaf sekali Mr.!” ucapku sambil cengar-cengir malu di balik telephone.
“Ngga pernah ditelphone cowok apa,Din? Kamu ini ni…”
“Insyaa Allah jomblo sampai halal, Mr. eheee..”  jawabku tanpa berpikir. Keceplosan lagi! Jawaban itu harusnya aku berikan dengan teman-temanku aja, bukan dengan dosen -_- . Entahlah, malam ini keberuntungan tak berpihak denganku lagi.
“ Mr. itu cuman mau ngasih info, besok infokan kepada kelas A, Mr. tidak bisa hadir karena mau terbang ke Jogja besok pagi. Tapi presentasi tetap berjalan ya. Kumpulkan hasilnya di kamu dulu! Dan minggu depan kita langsung UAS.”

****
Seminggu berlalu
Hari ini aku UAS Pengembangan Kurikulum. Aku bangun pagi-pagi, berusaha menyemangati diri karena hari ini akan dihadapkan oleh wajah Mr. Teguh. Pasti dia akan mencari tahu yang mana yang namnaya Dinar. Huaa…! Setidaknya aku harus yakin dengan semua persiapan ini.
Aku tiba  di kampus 15 menit sebelum UAS dimulai. Sejak pagi gerimis mampir di sini. Aku berlari-lari kecil menuju parkiran motor, mengembangkan mantel biru yang keadaannya sudah darurat. Iya, maksudku sudah rusak di bagian lehernya. “Ooh hijabku?? Ini pasti gara-gara truk yang menyalipku dari kiri. Seenaknya aja!” Pagi ini begitu menyebalkan, aku menghela napas panjang sambil membersihkan totol-totol coklat sebab lumpur. Suasana kampus terlihat masam, awan bergantungan mendung. Aku bergumam pelan, semoga hari ini berjalan menyenangkan.
UAS sebentar lagi akan dimulai. Mr. Teguh datang tepat waktu. Ditariknya lembar kertas map warna merah dari tasnya. Apalagi kalau bukan presensi. Sepanjang menit, aku hanya diam. Khawatir dengan tingkahku yang tak sopan menjawab telephone beliau.
“ Oh ya yang namanya Dinar yang mana ya?”
Mapaasss, lek !” ledek Putri yang sudah aku ceritakan sebelumnya.
Aku mengangkat tangan, “ I am here, Mr.” dengan wajah melas, sedikit senyum aku menjawabnya.
“Oh kamu yang jawab telephone Mr. ya?” tanyanya sambil memperhatikanku.
“Hehehe iya, Mr.”
“Dinar..Dinar..” ucapnya heran.

Gubraaak…! Leganya aku! Ternyata Mr. sama sekali tidak menyindirku. Pengalamanku, setelah pulang dari Pare aku berterus terang dengan salah satu dosen di kampusku bahwa aku tidak menyukai pelajaranya. Aku mengatakan langsung dengannya. Tanpa berpikir setelahnya dia akan menyindirku entah untuk ke berapa kalinya -_-.
Tapi, di balik sindirannya, dia selalu memotivasiku, memberiku buku, bahkan menyapaku. Jarang sekali dia melakukan ini dengan yang lain, hingga terkadang muncul keciee-cieean dari para fans yang cemburu hahaha.

           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih males-malesan liqo'??? Baca nih! "Urgensi Tarbiyah"

TARBIYAH ISLAMIYAH Adakah yang tahu tarbiyah itu apaa???? Kalo lum tahu, coba kita ulas “sedikit” tentang tarbiyah ini……. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi ada tiga akar kata untuk tarbiyah. Rabaa-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga dan memperhatikan. Bagi gerakan yang didirikan Hasan Al Banna, tarbiyah memiliki sedikitnya tiga makna. Ia berakar dari kata Rabaa, Yarbuu, tumbuh. Tarbiyah menumbuhkan seseorang dari kekanakan ruh, kekanakan akal, dan kekanankan jasad menuju kematangan dan kedewasaan. Rabiya, Yurbii, berkembang. Tarbiyah mengembangkan manusia muslim dalam kemampuan-kemampuan yang dibutuhkannya menjalani kehidupan. Yaitu sebagai abdullah dan khalifah. Rabba, Yarubbu, memberdayakan. Ia yang telah tumbuh dan berkembang, harus diarahkan untuk berdaya guna. Kita telah menjadi mutarabbi, memiliki murabbi, halaqah, jadwal liqa’

contoh makalah TIK tentang e-mail

TUGAS MAKALAH TIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN TARBIYAH DI SUSUN OLEH 1.        DIAH AYU HIDAYAH (1501070037) 2.        DIKI KURNIAWAN (1501070242) 3.      ABDURAHMAN IBRAHIM (1501070143 4.      BUNGA DWI PUSPITA SARI (1501070031) 5.      KHOIRUL MUNAWAROH (1501070262)      Kata Pengantar Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan rahmat yang diberikannya sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya demi memenuhi mata kuliah TIK. Shalawat  serta  salam  selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad Rasulullah SAW.  Yang selalu kita nanti nantikan syafaat nya di yaumil akhir kelak. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat me

Adab pergaulan ikhwan-akhwat

Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat Akhir-akhir ini terkadang dalam pergaulan antara akhwat dan ikhwan mulai terjadi pelanggaran-pelanggaran batas-batas pergaulan. Misalnya seorang ikhwan yang berbicara sangat dekat dengan seorang akhwat, atau dua aktivis rohis yang belainan jenis kelamin sering berjalan berduaan sehingga tampak seperti orang pacaran dan bahkan ada yang mengira mereka pasangan suami istri. Hal ini tentu meresahkan kerena selain dapat merusak kinerja dakwah bahkan dapat timbul fitnah seperti di atas. Pelanggaran batas-batas pergaulan ini biasanya disebabkan karena hal-hal di bawah ini: 1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan dan akhwat. 2. Sudah mengetahui namun belum memahami. 3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan. 4. Sudah mengetahui dan memahami namun tergelincir karena lalai. Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan dengan jilbab lebar warna-warni atau dengan janggut