"Nak, maukah kau mendengarkan nasihatku??" tawarnya lembut.
"Kelak jika sudah waktunya tiba. Waktu yang sempurna itu tiba, dan aku tak sempat menyaksikanmu dengannya bahagia. Maka sekarang kan kuberi tahu satu hal."
"Apa itu, Bu?"
"Aku perhatikan saat kau memilih segala sesuatu yang kau punya, sepele apa pun itu kau tetap saja memilih. Seperti misalnya jika kau hendak membeli sandal, beli sandal saja kau harus memilih apalagi masalah seorang yang akan menjadi pemimpinmu kelak."
"Lalu?"
"Perhatikan baik-baik. Suatu hari, jika ada seorang laki-laki mendatangimu dan hendak menghalalkanmu, maka lihatlah kepribadiannya terlebih dulu. Jangan sekali-kali memandang harta terlalu dalam. Ingat!"
"Insyaa Allah...waktunya masih lama, Bu. Saya ingin sekali melanjutkan studi sampai strata dua di Yogya."
"Tapi bukan berarti itu lebih dari 5 tahunkan?"
"Maksudnya,Bu?"
"Seperti yang kau targetkan belum lama ini di daftar mimpimu!" aku mengangguk pelan
"Lanjutkan bu nasihatnya!"
"Ya. Jadi kau harus melihatnya dari pribadinya, apakah dia seseorang yang suka mengumbar perasaan ke banyak wanita, apakah dia seorang yang mudah sekali jatuh cinta, apakah dia seorang yang dekat lantas menggoda banyak perempuan dan atau apakah dia seorang yang benar-benar apa adanya. Dalam artian tidak ada topeng di dalamnya.
"Hehe oke. Tapi semua itu masih lama bu. Barangkali 4-5 tahunan lagi hihiihi"
Wow...wow...wow...ternyata masih banyak pemuda hebat di tanah air ini, tapi kenapa selalu cinta yang dibicarakan? apakah pemuda memang memiliki sesuatu yang membuatnya selalu encari-cari makna Cinta? hmmm....
BalasHapus