Langsung ke konten utama

Tanpa judul






"Nak, maukah kau mendengarkan nasihatku??" tawarnya lembut.
"Kelak jika sudah waktunya tiba. Waktu yang sempurna itu tiba, dan aku tak sempat menyaksikanmu dengannya bahagia. Maka sekarang kan kuberi tahu satu hal."
"Apa itu, Bu?"
"Aku perhatikan saat kau memilih segala sesuatu yang kau punya, sepele apa pun itu kau tetap saja memilih. Seperti misalnya jika kau hendak membeli sandal, beli sandal saja kau harus memilih apalagi masalah seorang yang akan menjadi pemimpinmu kelak."
"Lalu?"
"Perhatikan baik-baik. Suatu hari, jika ada seorang laki-laki mendatangimu dan hendak menghalalkanmu, maka lihatlah kepribadiannya terlebih dulu. Jangan sekali-kali memandang harta terlalu dalam. Ingat!"
"Insyaa Allah...waktunya masih lama, Bu. Saya ingin sekali melanjutkan studi sampai strata dua di Yogya."
"Tapi bukan berarti itu lebih dari 5 tahunkan?"
"Maksudnya,Bu?"
"Seperti yang kau targetkan belum lama ini di daftar mimpimu!" aku mengangguk pelan
"Lanjutkan bu nasihatnya!"
"Ya. Jadi kau harus melihatnya dari pribadinya, apakah dia seseorang yang suka mengumbar perasaan ke banyak wanita, apakah dia seorang yang mudah sekali jatuh cinta, apakah dia seorang yang dekat lantas menggoda banyak perempuan dan atau apakah dia seorang yang benar-benar apa adanya. Dalam artian tidak ada topeng di dalamnya.
"Hehe oke. Tapi semua itu masih lama bu. Barangkali 4-5 tahunan lagi hihiihi"

Komentar

  1. Wow...wow...wow...ternyata masih banyak pemuda hebat di tanah air ini, tapi kenapa selalu cinta yang dibicarakan? apakah pemuda memang memiliki sesuatu yang membuatnya selalu encari-cari makna Cinta? hmmm....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih males-malesan liqo'??? Baca nih! "Urgensi Tarbiyah"

TARBIYAH ISLAMIYAH Adakah yang tahu tarbiyah itu apaa???? Kalo lum tahu, coba kita ulas “sedikit” tentang tarbiyah ini……. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi ada tiga akar kata untuk tarbiyah. Rabaa-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga dan memperhatikan. Bagi gerakan yang didirikan Hasan Al Banna, tarbiyah memiliki sedikitnya tiga makna. Ia berakar dari kata Rabaa, Yarbuu, tumbuh. Tarbiyah menumbuhkan seseorang dari kekanakan ruh, kekanakan akal, dan kekanankan jasad menuju kematangan dan kedewasaan. Rabiya, Yurbii, berkembang. Tarbiyah mengembangkan manusia muslim dalam kemampuan-kemampuan yang dibutuhkannya menjalani kehidupan. Yaitu sebagai abdullah dan khalifah. Rabba, Yarubbu, memberdayakan. Ia yang telah tumbuh dan berkembang, harus diarahkan untuk berdaya guna. Kita telah menjadi mutarabbi, memiliki murabbi, halaqah, jadwal l...

contoh makalah TIK tentang e-mail

TUGAS MAKALAH TIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN TARBIYAH DI SUSUN OLEH 1.        DIAH AYU HIDAYAH (1501070037) 2.        DIKI KURNIAWAN (1501070242) 3.      ABDURAHMAN IBRAHIM (1501070143 4.      BUNGA DWI PUSPITA SARI (1501070031) 5.      KHOIRUL MUNAWAROH (1501070262)      Kata Pengantar Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan rahmat yang diberikannya sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya demi memenuhi mata kuliah TIK. Shalawat  serta  salam  selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad Rasulullah SAW.  Yang selalu kita nanti nantikan syafaat nya di yaumil akhir kelak. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak ...

Adab pergaulan ikhwan-akhwat

Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat Akhir-akhir ini terkadang dalam pergaulan antara akhwat dan ikhwan mulai terjadi pelanggaran-pelanggaran batas-batas pergaulan. Misalnya seorang ikhwan yang berbicara sangat dekat dengan seorang akhwat, atau dua aktivis rohis yang belainan jenis kelamin sering berjalan berduaan sehingga tampak seperti orang pacaran dan bahkan ada yang mengira mereka pasangan suami istri. Hal ini tentu meresahkan kerena selain dapat merusak kinerja dakwah bahkan dapat timbul fitnah seperti di atas. Pelanggaran batas-batas pergaulan ini biasanya disebabkan karena hal-hal di bawah ini: 1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan dan akhwat. 2. Sudah mengetahui namun belum memahami. 3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan. 4. Sudah mengetahui dan memahami namun tergelincir karena lalai. Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan dengan jilbab lebar warna-warni atau dengan janggut...